Cek Fakta: None Klaim Ekonomi Makassar Dikuasai 4 Persen Orang Kaya, Benarkah?

Terkini.id, Makassar - Debat Calon Wali Kota /Wakil Wali Kota Makassar Tahap 2 pada Selasa 24 November 2020 kemarin, salah satunya membahas tentang pertumbuhan ekonomi di Kota Daeng.

Calon Wali Kota Makassar Nomor 4 Irman Yasin Limpo atau akrab disapa None menilai pertumbuhan ekonomi Kota Makassar yang tinggi tidak disertai dengan pemerataan kesejahteraan.

Irman mengatakan, saat pertumbuhan ekonomi Makassar dibangga-banggakan mencapai 8 persen, saat yang sama gini ratio tercatat mencapai 0,4 persen.

"Delapan persen memang pertumbuhan ekonomi. Tapi gini ratio 0,4. Berarti 8 persen (pertumbuhan ekonomi) cuma dikuasai 4 persen orang. Baru kita bicara konsumsi rumah tangga. Tidak bisa kita klaim itu consumption. Ini merugikan masyarakat Kota Makassar. Sebagai warga yang mengerti terhadap ratio ini sangat merugikan," kata Irman menanggapi klaim pertumbuhan ekonomi pasangan nomor 1 Danny-Fatma dalam debat Pilkada Kota Makassar Tahap 2, tadi malam.

Pernyataan tersebut sempat ditanggapi balik oleh Danny Pomanto, yang menyampaikan bahwa gini ratio itu bukan 4 persen. "Meletus-meletus itu pak kalau 4 persen. Gini ratio kita itu 0,4 persen. Terakhir saya (saat masih menjabat Wali Kota) dapat penghargaan presiden, itu (gini ratio) 0,34 persen," balas Danny.

Saat menanggapi jawaban Danny, Irman kembali menegaskan pernyataannya.

"Jangan anda bangga dengan 0,4 gini ratio Pak Danny. Lebih bagus kalau dia lebih rendah 0,1 sampai 0. Selebihnya itu nda normal. Apalagi kalau dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi," kata dia lagi.

Cek Fakta

Mengutip dari situs bps.go.id, defenisi atau konsep koefisien gini Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) didasarkan pada kurva lorenz.

Yaitu sebuah kurva pengeluaran kumulatif yang membandingkan distribusi dari suatu variabel tertentu (misalnya pendapatan) dengan distribusi uniform (seragam) yang mewakili persentase kumulatif penduduk.

Koefisien gini digunakan untuk mengukur tingkat ketimpangan pendapatan penduduk secara menyeluruh.

Koefisien gini diukur dari angka 0 sampai 1. 

Jika koefisien gini menunjukkan angka 0 berarti pendapatan masyarakat merata secara sempurna.

Jika koefisien gini menunjukkan angka 1 berarti menunjukkan ketimpangan yang sempurna (sangat tidak merata).

Lebih rincinya, koefisien gini bisa dilihat dengan tingkatan seperti ini:

- Koefisien gini di bawah 0,4 berarti tingkat ketimpangan rendah.

- Koefisien gini 0,4 - 0,5 berarti tingkat ketimpangan sedang

- Koefisien gini di atas 0,5 berarti tingkat ketimpangan tinggi.

Badan Pusat Statistik (BPS) Sulsel mencatat pertumbuhan ekonomi Kota Makassar mencapai 8,23 persen pada 2017.

Pada 2017, gini ratio Provinsi Sulawesi Selatan pada tahun 2017 berkisar antara 0,41 pada semester pertama sampai 0,43 pada semester kedua yang berarti tingkat ketimpangannya sedang.

Tidak ditemukan penjelasan atau metode perhitungan yang menunjukkan 0,4 ratio gini berarti ekonomi cuma dikuasai 4 persen orang kaya seperti dikemukakan Irman Yasin Limpo.