Yahya Waloni Super Frontal, Sesungguhnya Islam Ajarkan Lemah Lembut dalam Dakwah

Terkini.id, Jakarta - Akhir-akhir ini publik ramai memperbincangkan perihal Yahya Waloni. Sosok tersebut adalah seorang mantan pendeta yang mualaf lalu kemudian "membanting stir" menjadi seorang pendakwah.

Sayangnya, kehadirannya sebagai seorang penceramah justru banyak menuai pro dan kontra dan yang banyak terlihat mengapung di permukaan adalah "kontra".

Yahya Waloni dikenal sebagai sosok yang tak segan-segan berkata super frontal, blak-blakan, hingga bahkan cenderung kasar ketika melaksanakan dakwahnya. 

Lantas, muncullah pertanyaan di benak kita. Bagaimanakah harusnya dakwah yang baik dalam agama Islam?

Dahulu dikisahkan bahwa Nabi Musa AS dan Nabi Harun ditugaskan berdakwah untuk Firaun. Dan sebagaimana yang diketahui, Firaun merupakan sosok yang sangat kejam pada masanya.

Namun, ketika Allah SWT memerintahkan Nabi Musa AS dan Nabi Harun untuk  mendakwahinya, kedua Nabi tersebut justru disuruh untuk berlemah-lembut dalam menyampaikannya. 

Sebagaimana yang dilansir dari republika, berikut Firman Allah SWT terkait seruan itu:

"Pergilah kamu berdua kepada Firaun. Seungguhnya dia telah melampaui batas. Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah-lembut, mudah-mudahan dia ingat atau  takut." (QS Thaha [20]: 43-44).

Lemah lembut. Begitulah etika berdakwah bagi para dai dan mubaligh yang seharusnya.

Hal yang sangat perlu diingat, yaitu sekafir atau sezalim-zalimnya seseorang, dakwahilah mereka dengan kelembutan dan tetap mengedepankan unsur kasih sayang.

Halaman
12
Selanjutnya