Pengamat Bocorkan Rencana Moeldoko: Dia Memang Ingin Maju di Pilpres 2024

Terkini.id, Jakarta - Kepala Kantor Staf Kepresidenan Moeldoko diangkat menjadi Ketua Umum Partai Demokrat periode 2021-2025,0 melengserkan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dari jabatan tersebut.

Moeldoko diangkat jadi ketua baru di partai bintang mersi itu melalui Kongres Luar Biasa (KLB) di Deli Serdang, Sumatera Utara pada Jumat, 5 Maret 2021.

Ujang Komaruddin seorang pengamat politik menanggapi perihal perseteruan yang terjadi di Partai Demokrat.

Ia menilai bahwa adanya intervensi dari pihak luar dalam sebuah partai akan tidak baik dan tak elok.

Ia juga mengatakan bahwa sejatinya partai merupakan rumah yang mempersiapkan kader-kader yang unggul untuk memimpin bangsa.

“Parpol (Demokrat) ini diintervensi oleh kekuasaan, ini yang sekarang terjadi. Partai itu kan dia menyiapkan kader, kalau partainya dirusak, maka kepentingan bangsa akan rusak," ujar Ujang, dikutip dari Hops, Kamis, 4 Maret 2021.

Tak hanya itu, Direktur Eksekutif Indonesia Political Review ini juga mengatakan bahwa ia mendapatkan bocoran soal rencana pengambilan kekuasaan yang dilakukan oleh Moeldoko.

“Saya 2019 lalu dapat bocoran, mohon maaf saya buka diskusi dengan salah satu teman di KSP (Kantor Staff Kepresidenan), ini saya sampaikan saja," tuturnya.

Ia menyampaikan bahwa Moeldoko telah merencanakan hal ini dari jauh-jauh hari.

"Bahwa memang yang dituduhkan ke oknum kekuasaan itu, dia (Moeldoko) memang berkeinginan untuk maju di Pilpres 2024. Jadi memang ada skenario untuk mengambil alih. Jadi saya sudah melihat jauh-jauh hari dari 2019,” tuturnya.

Tak hanya itu, Ujang juga mengatkan bahwa Demokrat akan menghadapi masalah yang besar kedepannya.

Namun, dia juga berharap jika Demokrat ingin melewati badai besar ini, mereka para anggota harus menjaga soliditasnya. 

Ujang mengatakan bahwa skenario yang terjadi pada Partai Demokrats mirip seperti apa yang dialami oleh PDIP, Golkar dan Partai Berkarya.

"Ketika diduga diintervensi, maka mereka akan pakai intrumen hukum, pakai uang, berikan tawaran jabatan. Dan apakah nanti seluruh kader DPD, DPC, akan kuat nanti saat ditekan secara hukum, karena mereka pasti akan memainkan instrumen hukum. Itu akan terjadi, banyak permainan itu terjadi, kalau itu kuat itu selesai badai.” tuturnya.