Etika Komunikasi Publik

Penulis: Prof.Abd.Rasyid Masri (Akademisi dan Pebisnis)

Ketika kuliah Magister Komunikasi di Pasca Sarjana Unhas, salah seorang dosen komunikasi menekankan pentingnya belajar etika komunikasi publik, sebab tidak hanya menyampaikan informasi tapi menyangkut opini dan persepsi publik tentang diri kita dan apa yang disampaikan bahkan di dalamnya ada resiprokal, bahasa sederhananya tercipta pertukaran sinyal.

Bahasa lebih sederhana lagi bagi perbincangan orang kampung selalu menekankan etika sopan santun berbica terutama kepada orang tua atau orang yang lebih tua atau dituakan.atau kepada orang banyak.

Orang tua di desa-desa yang masih bersahaja melarang anaknya banyak bercanda’ yang bukan pada tempatnya sebab kalau terlalu banyak berkata kata canda, kata orang tua akan berpotensi banyak dusta dan bumbu kebohongan di dalamnya.

Orang tua di kampung banyak yang tidak sekolah tinggi dan rendah pemahaman agamanya tapi banyak nasehatnya sejalan dan bersentuhan dengan Sunnah Nabi, Nabitta Muhammad SAW, mengajarkan 
“Barang siapa yang beriman kepada Allah hendaklah dia berkata dengan perkataan yang baik atau diam (hadis riwayat Buhari).

Ukuran etika komunikasi bagi orang kampung jangan ada dusta dan kebohongan dalam bercakap, bercerita walau itu niat melucu atau melawak, kalau mau melucu, meluculah tapi jangan ada dusta. Tapi kalau kau ragu dan takut berdosa lebih baik diam atau menahan diri.

Allah SWT juga marah besar kepada orang orang yang selalu melucu tapi bersifat di buat-buat.

Alquran mengajarkan dalam surat Al Adzab ayat 70: 

“Hai orang orang yang berimannbertaqwalah kamu kepada Allah dan katakanlah dengan perkataan yang benar“.

Artinya jangan berlebih-lebihan dalam berbicara, jangan ada bumbu dusta walaupun itu sekedar bercanda, perkataan yang disuka oleh Allah adalah perkataan yang benar. Walau terkadang pahit atau tak disukai orang lain yang merasa terganggu karena menyenggol kepentingannya termasuk biasanya para penguasa atau pengusaha tertentu.

Dalam Ilmu Komunikasi Publik percakapan yang baik adalah hadirnya sikap saling memahami antara komunikator dengan komunika sehingga pembicaranya lebih terarah dan bermutu bukan asal ngomong dan tidak memperhatikan perasaan pendengarnya.

Halaman
12
Selanjutnya