Padesanayaka NTT STI YM Bhikkhu Saccadhammo Thera Apresiasi Umat Buddha

Terkini.id, Kupang - Pembangunan rumah ibadah agama Buddha atau vihara di Kota Kupang, Pubbaratana telah menunjukkan progres dan perkembangan yang baik. Pasalnya, satu-satunya vihara di Nusa Tenggara Timur (NTT) tersebut sudah secara representatif dapat digunakan meskipun masih dalam tahap perampungan untuk lantai dua dan tiga.

Seperti diketahui, pembangunan Vihara Pubbaratana yang didirikan pada 2017 lalu sempat stagnan lantaran terkendala biaya. Kendati demikian, berkat bantuan Bimas Buddha Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kanwil Kemenag) NTT dan swadaya dari para donatur umat Buddha, baik dari NTT maupun provinsi lain se-Indonesia, akhirnya pembangunan lantai satu yang saat ini digunakan untuk beribadah dapat terlaksana.

“Saya mengapresiasi dan berterima kasih kepada Pembimas Buddha Kanwil Kemenag NTT Artadi Wijaya, Ketua Majelis Agama Buddha Theravada Indonesia (Magabudhi) NTT Indra Effendy, Panitia Pembangunan Vihara Pubbaratana Kupang dalam hal ini diwakili Ketua Vihara Pubbaratana Yan Sigar, dan para donatur umat Buddha yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu sehingga pembangunan Vihara Pubbaratana dapat berlangsung dengan lancar,” terang Padesanayaka NTT STI YM Bhikkhu Saccadhammo Thera di Dharmasala Vihara Pubbaratana, Sikumana, Maulafa, Kupang, Selasa 5 Januari 2021.

Dalam ceramah singkat atas kedatangannya di Kota Sasando, demikian julukan wilayah Kupang, Bhikkhu Saccadhammo yang didampingi Bhikkhu Karunasilo, juga menyampaikan apresiasi atas atensi para donatur di luar NTT seperti Sivali Visakha yang telah menggalang dana untuk pembangunan Vihara Pubbaratana.

Menurutnya, para donatur yang terdiri dari filantropi berbagai kalangan, baik pengusaha maupun umat awam, memiliki kontribusi yang sama dalam pembangunan Vihara Pubbaratana yang dianggapnya representatif dan “modern”.

Bhante Sacca, demikian Bhikkhu Saccadhammo disapa, mengatakan peran dan kontribusi umat Buddha sangat penting dalam keberlangsungan Buddha Dharma di Indonesia. Secara moril, ia mengatakan komune Sangha dalam hal ini bhikkhu atau biksu tidak dapat eksistensif jika tanpa mendapat sokongan umat. Demikian pula sebaliknya, sehingga proses simbiosis-spiritual itu harus tetap ada.

“Saya analogikan begini, umat itu seperti air yang memiliki peran penting dalam kehidupan. Tetapi air itu akan lebih memiliki makna bila dapat memberi kehidupan bagi ikan. Karena ikan tidak dapat hidup tanpa air,” ungkapnya.

Sebagai Padesanayaka STI NTT, imbuh Bhikkhu Saccadhammo, pihaknya memiliki visi untuk menyatukan umat Buddha. Ia mengatakan, tidak ada pengkotak-kotakan atau sektarian sebab pada intinya semua mazhab dalam agama Buddha memiliki tujuan dan ajaran mulia yang sama.

“Sekte itu hanya kulit, hanya tradisi karena semua ajaran Buddha itu pada intinya sama, menuju kebahagiaan,” katanya.

Sementara itu, Pembimas Buddha Kanwil Kemenag NTT Artadi Wijaya menjelaskan selain kegiatan kerohanian di Vihara Pubbaratana, kegiatan Bhikkhu Saccadhammo dan Bhikkhu Karunasilo selama berada di NTT diagendakan akan menyambangi umat-umat Buddha yang berada di beberapa kabupaten.

“Ini termasuk kegiatan sosial seperti anjangsana ke panti asuhan dan kegiatan lainnya seperti fang shen, sehingga umat Buddha dapat lebih meningkatkan pendalaman terhadap agama Buddha,” jelasnya.